Masyarakat yang berada di Sumatra Selatan juga memiliki rumah adat dengan beragam nilai sejarah dan filosofi. Rumah-rumah adat itu masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Bentuk dan fungsi rumah adat itu secara umum relatif berbeda dengan rumah adat yang berada di daerah lain. Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis Sumatra Selatan mayoritas berupa sungai, rawa, dan perairan.
Rumah Rakit
Rumah rakit merupakan purwarupa rumah tradisional tertua di Sumatra Selatan. Eksistensinya diperkirakan sudah ada sejak zaman Kedatuan Sriwijaya. Rumah tersebut dibangun di atas rakit dan mengapung di sepanjang aliran Sungai Ogan, Sungai Musi, dan Sungai Komering. Rumah ini harus diikat ke sebuah serdang (penambat) agar tidak hanyut terbawa arus.
Rumah Ghumah Baghi
Rumah ghumah baghi atau disebut dengan rumah baghi dan rumah ghumah tatahan merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang dibangun oleh suku Besemah (atau sering disebut dengan Pasemah).
Secara etimologis, ghumah dalam bahasa Indonesia berarti “rumah”, sedangkan baghi (dibaca: bari) berarti “tua”. Selain diartikan sebagai rumah lama, tua, dan kuno, ghumah baghi juga dapat diartikan sebagai “rumah peninggalan zaman dahulu kala”.
Itulah artikel terkait “Rumah Adat Sumatra Selatan” yang dapat kalian gunakan sebagai referensi. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Rumah Kilapan
Rumah kilapan merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang tidak memiliki ukiran di dindingnya, tetapi cukup dilicinkan atau dihaluskan dengan menggunakan ketam dan sugu. Rumah tersebut termasuk sebagai rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter.Namun, tiang-tiang yang digunakan sebagai penyangga rumah tidak ditanam ke dalam tanah seperti halnya rumah limas.
Tiang-tiang itu hanya didirikan di atas tanah dan diperkuat dengan baru-baru. Tiang seperti ini disebut dengan tiang duduk. Susunan ruang dari rumah kilapan sama seperti rumah tatahan. Ruangannya terdiri atas ruang depan, ruang sengkar atas, dan ruang bawah.
Rumah Cara Gudang
Berdasarkan asal-usul sejarahnya, rumah tradisional masyarakat Palembang yang pertama kali adalah rumah rakit. Hal tersebut dikarenakan wilayah Palembang sejak dahulu merupakan daerah periairan dan rawa-rawa. Palembang mempunyai banyak sungai yang induknya berada di Sungai Musi. Sungai itu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai jalur transportasi antarsesama penduduk.
Saat itu, masyarakat Palembang yang tinggal di rumah rakit merupakan seorang penguasa atau orang yang dihormati. Para penguasa togel singapore itu mendirikan rumah di daerah daratan dan di tepian sungai. Bentuk rumah yang dibangun oleh para penguasa tersebut adalah berbentuk atap limas dan lantai rumahnya mempunyai perbedaan kekijing atau ketinggian lantai.
Perbedaan ketinggian lantai bangunan itu muncul dikarebakan munculnya filosofi mikro-makro kosmos, yang memberikan pengertian mengenai penguasaan atau adanya perbedaan kedudukan di dalam masyarakat.
Rumah Limas
Rumah limas merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang ditandai dengan atapnya berbentuk limas. Nama lain dari rumah ini adalah rumah bari. Rumah tersebut di Malaysia banyak dijumpai di wilayah Selangor, Johor, dan Terengganu.
Rumah itu mempunyai lantai bertingkat yang sering disebut dengan bengkilas. Rumah ini hanya dipakai untuk kepentingan keluarga saja, misalnya hajatan. Para tamu akan diterima di bagian teras atau lantai kedua.Konstruksi rumah limas adalah berbentuk panggung, sedangkan bermacam-macam ragam hiasnya memperlihatkan identitas adat masyarakat setempat.
Mayoritas rumah limas memiliki luas mencapai 400–1.000 meter2, yang dibangun di atas tiang-tiang kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air. Sementara itu, konstruksi pintu, dinding, dan lantainya umumnya menggunakan kayu tembesu, sedangkan rangkanya menggunakan kayu seru.