Ayam Kung Pao adalah salah satu hidangan khas Tiongkok yang telah mendunia. Dengan cita rasa gurih, pedas, dan sedikit manis, hidangan ini berasal dari provinsi Sichuan dan memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya serta adaptasi dari waktu ke waktu.
Asal-usul Ayam Kung Pao
Ayam Kung Pao (Gong Bao Ji Ding, 宫保鸡丁) berasal dari Sichuan, Tiongkok, pada masa Dinasti Qing (1644–1912). Hidangan ini dikaitkan dengan Ding Baozhen, seorang gubernur provinsi Sichuan yang menjabat pada abad ke-19. Ding dikenal sebagai pecinta kuliner dan sering menikmati masakan ayam tumis dengan kacang dan cabai.
Sebagai bentuk penghormatan, hidangan ini dinamai sesuai dengan gelarnya, Gong Bao (宮保), yang berarti “Penjaga Istana”. Seiring waktu, Gong Bao Ji Ding menjadi populer di kalangan masyarakat Sichuan dan kemudian menyebar ke seluruh Tiongkok.
Ciri Khas Masakan Sichuan
Ayam Kung Pao asli dari Sichuan terkenal dengan rasa pedas dan sensasi mala (kesemutan) yang berasal dari lada Sichuan dan cabai kering. Hidangan ini juga menggunakan kacang tanah yang memberikan tekstur renyah serta saus berbahan dasar https://iglu.restaurant/ kecap, cuka hitam, dan gula, menciptakan keseimbangan antara rasa gurih, pedas, dan manis.
Adaptasi di Luar Sichuan
Ketika hidangan ini menyebar ke berbagai wilayah Tiongkok, beberapa daerah mulai menyesuaikan resepnya. Di Tiongkok utara, Ayam Kung Pao cenderung lebih manis dan kurang pedas. Sementara itu, di Kanton, sausnya lebih ringan dan menggunakan lebih sedikit lada Sichuan.
Saat makanan Tiongkok mulai diperkenalkan ke dunia internasional, terutama di Amerika dan Eropa pada abad ke-20, Ayam Kung Pao mengalami banyak modifikasi. Versi Barat biasanya mengurangi tingkat kepedasan, menghilangkan lada Sichuan, dan menambahkan sayuran seperti paprika serta wortel. Bahkan, beberapa restoran menggunakan kacang mede sebagai pengganti kacang tanah.
Ayam Kung Pao di Era Modern
Saat ini, Ayam Kung Pao telah menjadi hidangan favorit di banyak negara. Banyak restoran menawarkan versi fusion yang menyesuaikan dengan selera lokal, seperti menggunakan daging sapi, udang, atau bahkan tahu sebagai pengganti ayam.
Di Indonesia, Ayam Kung Pao semakin populer di restoran-restoran Chinese food dan sering disajikan dengan nasi putih atau nasi goreng. Beberapa versi halal juga dikembangkan dengan mengganti angciu atau bahan non-halal lainnya dengan alternatif yang sesuai.
Dari hidangan istana hingga menu populer di restoran modern, Ayam Kung Pao terus berkembang dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner dunia yang dicintai banyak orang.